Ketika semua manusia semakin resah gelisah mencari arah tujuan hidup masing-masing, aku berlari mencari jalan sunyi untuk sampai ke penghujung kota seribu cahaya. Waktu itu semua yang berputar di sekelilingi ku menjadi satu. Berkomplot mengemudi ku lari dari limpahan sinar kebahagiaan dua dunia. Semakin sayup dan menjauh.
Mimpi-mimpi yang sering membawa ku ke alamnya mengubah semua cara hidup ku menjadi makhluk asing bagi orang-orang di sekeliling ku. Aku sedar semua yang wujud di dunia ini akan berubah. Dari seorang anak kepada seorang bapa. Dari seorang yang punya daya upaya untuk menyedut nektar atmosfera kepada kaku di alam tanah. Semuanya dengan izin Pencipta.
Fatrah saifi(musim panas) bakal menggantikan fatrah syitak(musim sejuk) di negeri pasir. Bila di imbas kembali, rasanya hampir setiap kali waktu penukaran musim bagi negeri pasir ini, aku pasti akan di kunjungi oleh entiti selsema dan demam. Ada yang mengatakan sistem pertahanan dalam badan ku lemah. Entah, aku kurang arif tentang semua itu. Mohon di jauhkan dari kemudaratan.
Ya Allah, daku hamba yang sangat lemah dalam menelusuri jalan kehidupan ku sendiri. Aku sering terkandas dalam lumpur kegelapan dunia pendusta ciptaan maya ku sendiri. Tali hitam yang menyimpul itu seakan semakin mecengkam ku dari terus berlari ke arah Mu. Manusia ini sangat sombong dengan dirinya sendiri. Bantulah daku ya Allah. Astaghfirullah..
Irhamna ya Allah, ya Rahman, ya Rahim..
Rabu, 18 Februari 2009
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan