Khamis, 5 Februari 2009
Ohh Rembulan ku
Tiada kata yang mampu terucap di bibir zahir. Lafaz rahsia dalam hati yang meronta-ronta bersusah payah menolak dan memaksanya keluar dari cengkaman kuasa hati untuk di terjemahkan dalam bentuk penulisan atau mutiara kata-kata. Minggu-minggu yang bertamu di hadapan rumah ku membawa bersamanya kamu ke sini untuk aku hayati dan rasakan sebagai terapi waktu sulit sengsara ku. Ianya menyatu dengan senyuman. Kamu dendangkan lagu kita bersama. Lagu yang seringkali kamu putarkan dalam kisah alam rahsia kita berdua.
Seringkali wajah mu terbayang di mata. Seakan terhidu dekat bau haruman bunga teratai yang sering kamu lengkapkan dalam setiap detik harian mu. Begitu jelas pergerakan mu di benua sana. Sedang tersenyum manja bersenda gurau bersama teman-teman mu. Aku melihat ke langit gelap malam ini. Bintang yang bertaburan di sana-sini menjelmakan wajah ayu mu di dunia sana. Aku sering berfikir dan merenung bait kata puitis yang mendamaikan hati sanubari ku sendiri. "sejauh mana pun kita, tetap memandang pada rembulan yang sama, jika ada terkenang-kenang, maka lihatlah ke atas sana".
Ohh rembulan!!, sangat indah mempersona, Subhanallah (Maha suci Allah).
Rasa ini aku coretkan ketika malam semakin melabuhkan cahaya gelapnya menggantikan pancaran suria pagi di puncak jabal Musa Negeri Pasir. Aku rindu pada rasa yang menghangatkan jiwa raga ku untuk terus berdiri berjalan menjadi seorang manusia biasa. Ya, manusia biasa dengan segala fitrah asal kejadian kita yang di kehendaki oleh Nya.
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
2 ulasan:
puitisnya bait-bait kata....
sekian lama menyepikan diri...
kemana menghilang??
rindu kt sape? kt kami ke....
Catat Ulasan